To: h-2new
From: Suryanto <ryanto@indo.net.id>
Subject: 0176 ; (X) BOTAK PALE ANE
Cc:
Bcc: h-2new2
X-Attachments:
0176 ; (X) BOTAK PALE ANE
----------------------------------
From: "Ir. ReZa SyaHriaL" <eta@indo.net.id>
Di suatu desa ada sepasang merpati yang telah menjalin hubungan lama
sekali....! Yang lelaki bernama Qojay dan yang cewek bernama Titi.
Hubungan mereka berdua di ketahui oleh bokapnya Titi dan langsung aja
mereka di beri Ultimatum untuk tidak berhubungan lagi. Karuan aja Titi
dan Qojay jadi kelimpunga dengerin Ultimatum dari Jendralnya Titi.
Lalu Titi meminta si Qojay untuk mencari akal agar hubungannya tetap
berjalan. "Titi : 'Bang , cari akal dong agar hubungan kite tetap awet
dan kite tetep bise ketemu lagi tiap malem minggu. Si Qojay berpikir dan
akhirnya ia menemukan cara. "Qojay :'Nah,gini aje Ti gimana kalau tiap
malem minggu abang dari samping rumah elo nyanyi yang kayak gini.
"Semalem sedap sekali entar malem sekali lagi". Nah,ntu tandenya abang
dateng nanti Titi buka jendela kamar Babeh Titi terus abang masuk dan
cabut rambut babeh Titi dan setelah itu baru dah kita pacaran. Lalu Titi
langsung setuju dengan rencananya si Qojay.
Minggu pertama : "semalam sedap sekali entar malem sekali lagi"
Nah, Bang Qojay tuh dateng dibuka jendela kamar Babenya masuk deh si
Qojay di cabut rambut Babehnya Titi Baru dah abis itu pade pacaran.
Minggu kedua juga seperti minggu pertama.
Lalu Minggu ketiga juga persis seperti pertama dan kedua tanpa ada
halangan apapun.
DiMinggu keempat."Qojay :'Semalem sedap sekali entar malem sekali lagi'.
Lalu dari balik jendela kamar babehnya Titi langsung menyahut dengan
nyaringnya :"Lame-lame pale gue botak".
Eh nggak taunya babehnya Titi yang nongol.
(X) HOREEE...... SEMUA KE JAKARTA !!!
---------------------------------------------
From: "gabus tutupoli" <pakraden@hotmail.com>
Sami'un dan Centini, pengantin baru, tinggal di Bogor. Suatu ketika mereka pergi
ke Jakarta, sayang, bisnya penuh, cuma ada satu tempat duduk. Maka si Centi pun
dipangku oleh Sami.
Bisa ditebak, kan, kalau 'dongkrak' sami lalu menggeliat, yang akhirnya memaksa
Sami untuk harus 'menunaikan hajat'.
Maka Sami pun lalu bisik-bisik ke Centi, untuk membuka celananya, untuk bisa
diselipkan ke aa-uu-nya itu. Centi, dasar sableng juga tuh cewek, mau juga.
Kalau cuma sekedar masuk saja, tentu nggak enak. Seperti juga parkir, kan mesti
maju-mundur. Apa akal ?
Centi pun segera menaikkan pantatnya, sambil menepuk orang yang ada di
depannya, sambil bertanya : Bapak mau ke Jakarta ?
Orangnya tentu menjawab, Ya, lalu pantat Centi turun lagi.
Begitu beberapa kali, sambil menepuk orang yang ada di depannya, mengangkat
pantat, lalu turun lagi.
Karena sudah sampai ke 'ujung', maka gerakan 'menyapa tetangga depan' pun
semakin sering dan dipercepat. naik-turun-naik-turun dengan irama yang lebih
cepat ?
Puncaknya ?
'Horre... semua ke Jakarta' teriak Centi sambil bertepuk tangan kegirangan, dan
meloncat-loncat (tidak terlalu tinggi, supaya nggak copt).
Canda Tawa (4)
Kamis, 29 September 2011
Canda Tawa (3)
To: h-2new
From: Suryanto <ryanto@indo.net.id>
Subject: 0226 ; (X) Beta isi ale
Cc:
Bcc:
X-Attachments:
0226 ; (X) Beta isi ale
-------------------------------------------- From: "Daong M.Zulkarnaen" <kipco@bora.dacom.co.kr>
seorang pelaut dari Indonesia,kebetulan dia berasal dari Ambon tiba di New York,karena kapalnya kapal
barang dan lego jangkar dipelabuhan New York.
Namanya anak kapal.begitu matahari terbenam di pergi sendiri ke sebuah Bar,selagi asyik menikmati Bir
Budwiser,tiba tiba disebelahnya duduk seorang wanita dengan rambut pirang senyum senyum dia melihat
anak kapal asal Indonesia.
Tanpa ragu ragu mulai anak kapal bertanya,:"can I buy you a drink" tanpa ragu langsung disambut sicewek
bule tadi,:'oh,sure thanks.
wah gampang banget pikir si Anak kapal tadi,gue tawarin minum dia kagak nolak,mulai dia tanya lagi:"do
you want to come to my place" dijawab lagi oleh sicewek bule:"why not"maka keluarlah mereka berdua
dari bar itu dan langsung naik taxi menuju hotel si anak kapal itu.
rupanya didalam taxi sianak kapal sudah tidak kuat menahan emosinya mulai dia pekerjaan tangan keatas
dan kebawah,sicewek dengan tenang berkata :"easy man.easy man,langsung dijawab sama si anak kapal,
:"yo, sabantar beta isi ale!
NGEMUT SIH BISA !!!!!
---------------------------------------------------------- From: "N. Zamroni J" <zamroni@mce.mce.ac.id>
Di siang hari yang panas terlihat seorang nenek yang sedang berjalan sendirian. Tiba-tiba secara kebetulan
nenek tersebut melihat antrean panjang WTS di sebuah lokalisasi untuk antre pemeriksaan kesehatan.
Melihat hal itu timbul keingintahuan si nenek dan mendekatlah si nenek tersebut pada salah satu WTS yang
antre seraya bertanya......
Nenek : Nak,sedang ada antrean apa siang-siang begini ?
WTS : O, sedang ada pembagian permen nek ! (dengan agak jengkel) Nenek : Apakah nenek boleh ikut
antre,Nak ?
WTS : Boleh-boleh aja.
Setelah tiba bagian nenek untuk diperiksa petugas kesehatan, terjadilah percakapan berikut ......
Petugas : Lho, nenek ini apakah masih bisa ????
Nenek : Ya masih bisa kalau cuman ngemut-ngemut aja........
Petugas : Ha....!!!!!
SINGKATAN
-------------------------------------
From: "Daong M.Zulkarnaen" <kipco@bora.dacom.co.kr>
UMARBAKRI ADALAH SINGKATAN DARI;
"Untung Masih Ada Rambut, BAgian Kanan KiRI"
itu berarti bagian tengahnya tidak ada rambut alias botak.
Canda Tawa (2)
To: h-2new
From: Suryanto <ryanto@indo.net.id>
Subject: 0165 ; Best Regards
Cc:
Bcc: h-2new2
X-Attachments:
hallo rekan-2 pecinta HuMoR.....
Dalam rangka mempercantik Warung HuMoR, kami akan melengkapi Warung HuMoR dengan FAQ
(Frequently Asked Questions), yaitu informasi mengenai milis dan warung HuMoR ini.
Untuk menyusun FAQ, mohon bantuan dari rekan-2 member, kira-2 pertanyaan seperti apa yg sering muncul pada saat
Anda mengenal milis dan Warung HuMoR ini....
Pertanyaan-2 tersebut akan kami susun dan kami siapkan jawabannya dan akan kami pasang di Warung HuMoR .....
tkQ sebelonnya....
Best Regards & Suryanto
0165 ; Best Regards
-----------------------------------
From: Bambang Eko <bangeko@cpimsx.ptcpi.com>
Ada cerita lucu . Ini tidak ada maksud untuk menyinggung siapapun juga.
:-)
Pada suatu hari di kota PKU ada isu bahwa penjara di kota X banyak
tahanannya yang pada kabur, katanya ada juga yang sampai ke kota PKU. Saat itu di
camp perusahaan Cabe Mandiri di kota PKU itu terjadi beberapa kali pencurian
pula . Ada kawan (sebut saja Sastro) yang berbakat jadi detektif (mungkin),mencurigai
mobil dengan plat nomor X 1234 AB. Sastro kemudian menyebarkan hasil pengamatan-
nya itu lewat internet , kalau ketemu mobil dengan plat itu harap telpon ke polisi. Lalu di
akhir mailnya ditulis:
Best Regards,
Sastro.
Banyak yang telpon ke polisi untuk melaporkan bahwa pernah ketemu
mobil dengan plat
X 1234 AB . Setelah diselidiki oleh polisi, pemilik mobil tersebut ternyata orang baik-baik
saja. Lalu polisi melacak dari siapa berita itu tersebar. Akhirnya Sastro-pun dimintai
keterangan oleh Pak Baruman (polisi yang memeriksanya, mungkin tamat SMP). Setelah
sekitar setengah jam pemeriksaan (juga antara lain dg. melihat e-mail yang telah disebar
Sastro), ada percakapan seperti berikut :
Baruman (dg. wajah garang):"Pak Sastro, jangan diulangi lagi
perbuatan bapak untuk
membuat masyarakat resah."
Sastro (yang sudah pucat pasi setelah diperiksa) :" Y-y-ya, pak".
Baruman (dengan wajah garang): "Sekarang tolong tunjukkan rekan bapak
yang satu itu
untuk kami periksa ".
Sastro (masih dg. wajah pucat) :" T-t-teman yang mana , Pak ? "
Baruman (sambil menunjuk e-mailnya Sastro dan dengan wajah garang) :
" Purra-purra tidak tahu. Si Best Regards ituu. Siapa dia..? "
------------
Sekedar humor saja.:-))
BERHENTI MEROKOK
------------------------------------
From: "Ar- H" <ariefh@hotmail.com>
BERHENTI MEROKOK I
"Dok, saya kena radang paru. Tapi ingin berhenti merokok sulitnya bukan
main," keluh seorang pasien.
"Anda suka rokok kretek atau filter ?"
"Kretek Dok," jawab sang pasien.
"Kalau begitu ada cara jitu. Tiap mau merokok, nyalakan kedua ujungnya,"
nasihat sang dokter kalem.
BERHENTI MEROKOK II
"Kamu masih punya rokok ?" tanya Ucok
"Lho, katanya kamu sudah berhenti merokok ?" balas Hari
"Memang. Saya sedang dalam salah satu tahap berhenti merokok," kata Ucok.
"Tahap apa ?"
"Tahap berhenti membeli."
Arief Hermansyah
ahas@hotmail.com
ESEN PASIR
---------------
(Sebelumnya minta maaf, ini banyolan SARA)
Burung beo pak pendeta Alex Tampokudung pintar bicara. Bahkan suaranya mirip
manusia. Hebatnya, bisa nelepon segala. Dan suatu ketika ia pun menelepon ke
toko bahan bangunan, minta dikirim pasir 1 truk, seraya menyebut alamat rumah
pak pendeta (komplit dengan namanya).
Maka meluncurlah satu truk pasir ke rumah pak pendeta, yang segera diterima
oleh pak pendeta.
Pak pendeta tentu saja tak ingin menerima pasir tersebut. Lha, buata apa,
bukan.
Tetapi pemilik toko bahan bangunan ngotot, bahwa ia benar-benar menerima
permintaan kiriman pasir tersebut via telepon. Nah ketika pak pendeta meminta
agar pemilik toko menyebutkan ciri-ciri (suara) penelepon tersebut, maka
tahulah ia, kalau itu (sekali lagi) ulah burung beo-nya.
Pasir pun diterima, lalu dibayar. Dan dengan penuh amarah ia mendatangi beonya.
Cerpen : Suksesi ala Raja Singa
Koran-koran di tanah air besok pagi memuat berita hangat mengenai pernyataan pejabat-2 tentang kriteria
pemimpin masa depan.... dan humor-l kali ini pun nggak ketinggalan mencari-cari apa sih kriteria seorang
pemimpin ....
*catatan : ini cerita pepesan kosong saja, alias tidak pernah terjadi ; kalo kebetulan nama dan peristiwanya
mirip-2... itu hanya kebetulan saja.... Begini ceritanya.....
Syahdan sebuah kerajaan dipimpin olah Raja yang gagah perkasa, dan dijuluki sebagai 'Lion Heart King',
atawa si Raja Berhati Singa (untuk singkatnya kita sebut saja si Raja Singa). Sang raja memimpin dengan
arif dan bijaksana sehingga rakyat yang pernah kelaparan, sekarang bisa makan kenyang, dan para pedagang
yang dulu kaya sekarang bertambah kaya raya.
Meskipun ada juga rakyat yg nggak senang dengan sang raja, tapi lebih banyak lagi yang senang dan memuja
sang Raja Singa.... pokoke rakyat aman tentram dan gemah ripah loh jinawi dibawah pimpinan sang raja.
Namun manusia tak bisa melawan alam... maka akhirnya takdir jugalah yang membuat rakyat khawatir.....
Setelah lebih dari 30 th sang raja memerintah negara, maka kini usianya mulai uzur dan kesehatannya
berangsur-angsur menurun dimakan usia yg bertambah tua.
Rakyat mulai gelisah... dan pejabat-2 istana pun mulai kusak-kusuk... berbisik-2 membicarakan suksesi.....
Dan akhirnya kusak-kusuk itu sampai juga ke telinga sang raja. Dan dengan serta merta ia mengumpulkan
perdana menteri beserta dengan menteri-2 nya untuk berapat....
Maka bersabdalah sang raja di hadapan para pejabat istana :
"Aku telah mendengar niat kalian untuk mencari penggantiku....."
Para menteri dan pejabat istana diam membisu .. takut raja murka...
"Dan aku setuju.... " , kata raja......
mendadak susana menjadi ribut karena mereka tidak menyangka raja tidak murka mendengar kusak-kusuk
mereka tentang suksesi, malahan Beliau Setuju.
"Kalian boleh mencari calon yang 'capable' ... carilah putra-putra terbaik bangsa ini dan biarkanlah rakyat
yang akan menentukan siapa penggantiku...." , kata Raja yg kemudian terdiam sejenak, lalu berkata lagi
"Namun sebelum rakyat memilih.... calon tersebut harus lah memenuhi empat syarat, yang aku masukan ke
dalam empat amplop tertutup ini...... dan bacakanlah empat syarat ini dihadapan rakyat sebelum mereka
memilih........"
Segera setelah rapat bubar.... para pejabat sibuk meloby dan membentuk kelompok-2 untuk mencari jago
mereka..... Sampai pada batas waktu yg telah ditetapkan, ternyata ada tujuh calon yg didukung oleh para
menteri dan pejabat istana.
Pada hari yang ditentukan....diadakanlah rapat akbar yg dihadiri oleh wakil rakyat dan para pejabat istana.
Raja duduk diatas singasana... sedangkan para calon suksesor duduk di barisan paling depan dihadapan raja.....
Peraturan pemlihan adalah... apabila calon merasa tidak bisa memenuhi syarat yg diajukan oleh sang raja
Singa... maka ia diminta untuk meninggalkan tempat duduknya dan gugur .....
Rapat dimulai......
Perdana Menteri maju ke depan, setelah berlutut memberi hormat di hadapan raja.... ia berdiri menghadap
rakyat dan membuka amplop pertama.. ia membaca....
"Seorang raja haruslah memiliki keahlian memimpin pasukan perang, agar ditakuti musuh, disegani dan
dihormati oleh pasukan sendiri agar negara jadi kuat..... maka calon raja haruslah mereka yang pernah
memimpin perang....."
Setelah Perdana Menteri membacakan syarat dari amplop pertama... terlihat dua orang berdiri dan
meninggalkan tempat.... mereka bukan dari Angkatan Bersenjata, gugurlah mereka
Lalu amplop kedua dibuka..... dan perdana menteri kembali membaca
"Rakyat kita adalah rakyat yang menghargai perbedaan, termasuk dalam masalah Agama, namun untuk
menjadi raja yang baik.... ia harus beragama yang sama dengan agama yang dianut oleh jumlah terbesar
masyarakat."
tampak satu orang calon berdiri dan meninggalkan tempat duduknya.... sisa empat orang sekarang....
perdana menteri membuka amplop ketiga dan kembali membaca
"Calon raja haruslah seorang kepala keluarga yang baik.... punya wawasan yang luas... visinya jauh kedepan
.... dan harus berpendidikan tinggi, agar bisa memimpin bangsa ini menghadapi tantangan kemajuan
teknologi dan peradaban manusia dimasa datang..... maka ia hanya boleh punya satu istri saja......."
terlihat satu orang berdiri dan meninggalkan tempat duduknya...... rupanya dia punya istri satu, tapi
simpenannya ada tiga...... jadi gugur satu lagi dan sisa tiga orang calon .....
saat perdana menteri membuka amplop terakhir.... tampak tangannya gemetar.... dan rakyat yang
menyaksikan pemilihan ini juga menahan napas. Situasi hening dan tegang... menunggu perdana menteri
mengajuka syarat terakhir yg diajuka oleh raja...
para calon yg tinggal sisa tiga juga tampak berkeringat dingin.... karena syarat terakhir inilah yg akan
menentukan akankah mereka berpeluang jadi raja.......
perdana menteri mulai membacakan syarat terakhir....
"Negara kita adalah negara besar... yang sedang berkembang menjadi negara maju... maka negara ini harus
dipimpin oleh seorang raja yang berpengalaman.... kalo tidak.... jangan sampe kita menanggung risiko
dipimpin oleh orang yg kurang pengalaman sehingga bukannya makin maju.... tapi bisa jadi bangsa kita
malah jadi mundur dibandingkan bangsa lain."
"Oleh karena itu syarat terakhir dari penggantiku.... ialah..........."
perdana menteri terdiam sejenak dan tampak tidak percaya dengan tulisan yang ada di atas kertas yang
dipegangnya..........
rakyat juga diam.......
suasana tegang......
perdana menteri sejenak menoleh kepada Raja Singa dengan ragu-ragu , tapi sang Raja memberi kode
kepada perdana menteri untuk meneruskan membaca.....
maka perdana menteri dengan suara yang amat lantang melanjutkan bacaannya :
'IA HARUS SUDAH PERNAH MENJADI RAJA DI NEGERI INI............'
semua terdiam......
tiga calon raja yg tersisa satu demi satu berdiri dan meninggalkan tempat duduknya.... Nggak ada satupun
dari mereka yang udah pernah jadi raja...... jadi gugur semua.
raja tersenyum..... rakyat baru tersadar arti senyum rajanya itu....dan bagaikan dikomando.... lalu rakyat
berteriak dengan gembira
'Hidup Pak Singa...... hidup pak SInga......' eh... sorry maksudnya 'Hidup Raja Singa... Hidup raja SInga.......'
Rakyat gembira..... dan akhirnya raja Singa tetap memerintah sampai dengan akhir hayatnya....
Sajak
PENERAPAN SEKOLAH MODEL DI SMAI
IMAJINER DOA
Langit jingga
Dambala of Telekinetik
Sejurus ia tercenung. 500 meter dari tempatnya berdiri, terlihat bangkai helikopter masih dikepung api. Beberapa detik lalu, heli itu meledak, terjatuh dari ketinggian 10 ribu kaki. Sebelum tergolek di bibir pantai, moncongnya menghantam karang, terbanting-banting, meledak berkeping-keping. Dapat dipastikan, dua penumpangnya tewas. Satu pilot dan satu mekanik jet tempur.
Sebelum beranjak pergi, ia melakukan re-check dengan teropong kecil yang selalu disimpan di saku baju dalamnya. Tidak ada yang bergerak. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Ia bernapas lega. Sekali lagi, matanya menyapu seluruh pantai, memastikan tidak ada yang melihatnya berdiri di atas bukit batu 37 derajat dari arah matahari yang mulai muncul di ufuk timur. Posisinya berlindung memang sangat menguntungkan. Celah batu karang itu tidak pernah diperkirakan bisa dimuati satu orang dewasa.
Ia pun mengemasi peralatannya, Kristal Piramida, kawat penghantar listrik kuningan, segitiga kematian --begitu selalu ia menyebutnya, dan beberapa sisa pembakaran dupa. Ia memeriksa ulang video hand-phone-nya. Memastikan semuanya sudah terekam secara sempurna.
Semalam, di tengah malam pekat, seorang lelaki berjaket tebal tanpa pelindung kepala, menemuinya di pinggir jalan perbatasan dua kota. Lelaki berperawakan tinggi itu turun dari truk tuanya. Perbatasan itu memiliki dua sisi. Di sisi selatan padang ngarai, sedang sisi utara pertanahan gersang tandus dan berbatu-batu. Keduanya dibelah jalan aspal 35 kilometer. Dari situ terlihat lautan Pasifik membentang dengan gelombangnya yang tidak beraturan.
Lelaki itu menatapkan matanya dalam-dalam kepada pemuda di depannya. Seolah ingin memastikan, yang dihadapinya betul-betul ahli Telekinetik, yang selalu dibicarakan dalam rapat-rapat khusus intelijen Seksi Satu. Rapat yang hanya dihadiri orang-orang nomor satu, baik di bidang pemerintahan, militer maupun intelijen.
Lelaki itu mengirimkan beberapa kalimat melalui pikirannya.
"Engkaukah, Stein…??"
Orang yang dipanggil Stein mengerjapkan matanya. Sekejap.
"Apa sandimu?" Lelaki ini mengirimkan kalimat lagi melalui pikirannya.
Mereka memang sedang melakukan telepati.
Pemuda berambut sebahu itu menjawab singkat, "Zhinox".
Mereka pun bersalaman.
Dari balik jaketnya, lelaki itu mengeluarkan tas plastik hitam. Ia menyerahkan kepada Stein. Stein pun mengamatinya secara seksama. Setumpuk uang ada di atas itu. Ia yakin jumlahnya tepat seperti job-job lain yang biasa dijalankannya. Stein memandang tajam ke mata lelaki itu.
Lelaki itu tersenyum. Lalu memberikan hand phone terbaru kepada Stein. Telepon canggih dengan fasilitas video, kamera, televisi, radio, dan radar. Stein mengantonginya di saku kiri kemeja lengan penjangnya. Ia sedikit membetulkan letak topi birunya. Topi penjelajah malam. Night hunter.
Lelaki itu akhirnya membuka mulut, "Besok pagi sasaran kita akan lewat di belokan tebing pantai sisi barat dengan helikopter menuju pangkalan rahasia mereka di tengah Pacific Ocean. Mekanik itu akan kembali ke negaranya."
Lelaki itu membetulkan jaketnya, lalu tangan kanannya mengirim kode ke sopir truk. Mesin dihidupkan. Lelaki itu kembali ke truk dan menghilang di kegelapan malam. Setelah berlalu Stein merasakan adanya kejanggalan pada truk tua yang terkesan reyot itu. Tidak ada deru mesin dan asap mengepul layaknya mobil solar. Truk itu menghilang tanpa meninggalkan deruman. Stein tersenyum lagi. "Aku harus memenangkan permainan ini…," gumamnya.
Ia memasukkan tas plastik hitam itu ke tas kecilnya. Setelah memastikan alat penunjuk arah di jam tangan, ia pun berjalan ke utara. Menapaki pegunungan batu. Di kanan kirinya, perdu kecil berduri. Meski malam betul-betul gelap ia tidak membutuhkan senter. Embun di atas tanah yang menciptakan terang tanah sudah cukup baginya.
Warna embun itu seperti kabut. Melebar 5 sentimeter di atas tanah. Setiap Stein menapakkan kaki, terang tanah itu seakan berpendar. Metabolisme tubuh Stein yang di luar normal, menciptakan energi panas berlebihan. Sehingga setiap jejak langkah menghasilkan perbenturan, antara panas yang berasal dari tubuh dengan kelembaban menuju titik jenuh yang berasal dari tanah. Akhirnya menghasilkan sedikit energi listrik berbentuk cahaya berkabut. Stein paling suka menyebutnya terang tanah.
Ia sudah terbiasa jalan di kegelapan. Ia sering melakukannya jika kebetulan tidak bisa tidur. Ia akan berjalan malam-malam sendirian, menapaki perbukitan yang menjulang tinggi di belakang rumahnya. Di sebuah desa yang terpencil dan terisolasi. Di samping untuk melatih indera penglihatan, pendengaran dan perabanya. Stein melakukan hal itu untuk melatih indera keenamnya. Berjalan di kegelapan terkadang menimbulkan salah paham bagi orang yang kebetulan berpapasan dengan dirinya. Ia dianggap makhluk gaib yang sedang sibuk mencari udara segar.
Stein memang pribadi yang misterius dan penuh keanehan. Pernah suatu ketika ia bermain-main ombak di Pattaya dengan kekuatan Telekinetik-nya. Ombak yang tadinya landai dan tenang, jadi gelisah dan bergemuruh. Angin laut pun membesar tidak karuan. Setiap kali Stein mengangkat tangannya ombak jadi saling berkejaran, berebut menguasai pantai. Kawasan wisata yang tenang itu berubah mencekam dan menakutkan. Jarak ombak yang tadinya 25 meter dari wisatawan, berubah mendekat dan tidak berjarak. Lima orang tenggelam. Satu turis asing dan dua pasangan muda-mudi. Beberapa kapal nelayan dan gazebo-gazebo di tepi pantai juga hancur berantakan diterjang ombak.
"Saya juga mampu meledakkan pesawat terbang dari jarak jauh…," begitu guraunya suatu ketika kepada orang yang kebetulan duduk di sampingnya, di pesawat penerbangan domestik.
Sambil menapaki perbukitan tandus itu Stein berusaha mengingat-ingat siapa lelaki yang menemuinya tadi. Pikirannya mengembara ke seluruh kegiatan intelijen yang pernah dilakukannya. Kamboja? Aceh? Praque? Selangor? Namun ia tetap tidak menemukan file di otaknya. Ia hanya ingat telinga lelaki itu yang lancip di atas pernah dilihatnya, tapi entah di mana.
Stein mencari tempat untuk merebahkan pantatnya. Tanah tandus itu terlihat agak curam dari ketinggian 150.000 kaki di atas laut. Ia menyelonjorkan kedua kakinya ke depan. Tas kecil di pinggang dicopot dan diletakkan di sebelah kiri tubuhnya. Sejenak ia memejamkan matanya. Pikirannya terbang ke seluruh kejadian masa kecil yang penuh penderitaan, upacara ritual yang hampir merenggut nyawanya gara-gara terjatuh dari batu karang dan terseret ombak sampai ke tengah lautan, desing mesiu yang hampir menyerempet telinganya, suara ledakan di hotel tempat ia menginap di Kamboja, wajah ibunya, bekas istrinya, dan pengepungan-pengepungan yang pernah dialaminya. Gambar-gambar itu berterbangan seperti slide film.
Ia mengerutkan keningnya mencoba menghimpun seluruh kekuatan bawah sadarnya. Dan tiba-tiba ia berteriak keras sekali. Ahhhh…!!. Stein mendekapkan kedua tangannya merangkul betis kakinya. Kepalanya merunduk ke kiri. Ia bergumam sendirian. "Engkau! Yang ada bersamaku dalam penerbangan domestik tiga bulan lalu…" Wajah Stein terlihat lega.
Ia jadi teringat hand phone di saku bajunya. Dirogohnya lalu dihidupkan. Di layar monitor terpampang beberapa tulisan asing, lalu muncul warning dan perintah memutar video. Stein melakukannya. Beberapa gambar bintang bermunculan, disusul jet tempur milik salah satu negara, dengan seluruh akrobatiknya dan kecanggihannya. Stein tahu, itu pesawat terbaru dengan banyak sekali lubang udara di seluruh dindingnya. Pesawat itu memakai sistem katup udara untuk melakukan akrobatik udara yang mustahil dilakukan jet lain. Ia mengagumi jet tempur itu. Ia pernah melihat blue-print-nya. "Pesawat yang hebat…," gumamnya.
Setelah itu, muncul gambar seorang mekanik sedang membongkar pantat jet itu. Stein mengamati hati-hati orang itu dengan serius. Tangannya cekatan memperbaiki sistem pembakaran pesawat. Stein penasaran karena sistem pembakaran jarang sekali dibongkar. Rangkaian mesinnya diproduksi secara utuh dan paten. Jadi tidak berupa gabungan beberapa komponen. Mekanik yang di-shooting kamera tersebunyi di Skadron AEIS itu mengambil sebutir sekrup dari wear pack-nya, kemudian menyumpalkannya di celah kecil antara sistem pembakaran dan mesin pembangkit. Stein terkejut. Siapa orang ini? Apa dia akan melakukan sabotase?
Terkadang mekanik itu memalingkan wajahnya sedikit ke kanan kiri. Tapi tetap saja wajahnya tidak terlihat jelas. Akhirnya dia berdiri menepuk-nepuk badan pesawat lalu berjalan ke kiri. Wajahnya terlihat secara lengkap untuk beberapa saat. "Restov…?!" Stein mengenali wajah orang itu. Enam tahun lalu di Praque, orang itulah yang selalu membuntuti dirinya. Stein jengkel dan melakukan beberapa strategi untuk membongkar rahasia tukang buntut itu. Dia menyekap Ivana Ceko, teman wanitanya. Akhirnya Stein tahu orang itu Restov, agen ganda untuk tiga negara.
Stein menghirup napas dalam dalam berusaha menenangkan dirinya. Di layar terpampang lagi gambar jet sedang memacu mesin di landasan. Tiba-tiba mesinnya mati mendadak. Jet itu terseret sampai bannya menggesek aspal mendencit-dencit. Jet itu tidak meledak. Tapi bannya pecah dan badannya terhempas di landasan. Darah Stein sudah menggelegak naik sampai ubun-ubun kepala. Ia tutup layar monitor lalu mengaktifkan sinyal radar. Ia mengarahkan pada koordinat yang sudah dibuat secara otomatis. Layar jadi berwarna hijau melingkar-lingkar. Ada satu titik tidak bergerak di pojok kanan bawah pada koordiant 4 Timur Laut. Stein tahu ia dimonitor pada jarak 10 kilometer. Stein bergegas menuju celah batu karang. Ia masih punya waktu untuk menunjukkan keahliannya melakukan Dambala of Telekenitik, jenis kekuatan supranatural untuk menghancurkan benda-benda dari jarak jauh.
Stein mulai membongkar tas kecilnya. Ia keluarkan segitiga kematian. Sekilas tampak terbuat dari lempengan Platina. Bentuknya segitiga dengan manik-manik Batu Opal di ketiga ujungnya. Ia mengucapkan beberapa mantra sambil meletakkan segitiga itu di depan tempatnya bersila. Begitu menyentuh tanah, segitiga itu mengepulkan asap hitam. Stein mengambil Kristal Piramida dan diletakkan tepat di tengah segitiga. Ia juga mengeluarkan beberapa kumparan dan kawat metal seperti yang dipakai pesulap David Copperfield untuk pertunjukan terbangnya, juga kawat kuningan dan 9 butir berlian. Tidak lupa juga, 9 batang dupa wangi.
Stein memulai meditasi. Ia mengatur napas sedemikian rupa sampai tubuhnya berasap. Dari lautan, datanglah angin besar, mengibas-kibaskan rambutnya. Stein mengucapkan banyak sekali mantra. Ia juga menggerakkan kedua tangannya ke atas, meruncing, menyogok langit, lalu menekuknya ke depan, matanya masih terpejam. Telapak tangannya menyentuh segitiga. Sinar biru keluar dari telapak tangannya. Radiasinya menghidupkan tiga sinar merah melalui tiga Batu Opal itu. Stein menciptakan sinar laser dari tubuhnya. Ia memperbesar kekuatannya, sinar merah itu pun menyebar ke 9 berlian yang diatur membentuk segitiga juga. Ujungnya mengarah ke tebing pantai sisi barat. Sinar laser itu menggumpal lalu melesat lurus menembak batu karang. Batu karang itu hancur berantakan. Stein menghentikan meditasinya. Ia memperbaiki letak 9 berliannya. "Terlalu ke kiri," batinnya.
Ia membuat perkiraan ulang posisi helikopter Restov dengan bantuan radarnya. Setelah dirasa tepat, Stein mengulang meditasinya, melesatkan sinar laser dari tempatnya duduk, lebih 1,5 kilometer jauhnya. Sinarnya pecah berantakan bertabrakan dengan kabut pagi.
Stein mempebaiki duduknya. Menghidupkan dupa wanginya. Ia berdoa kepada Yang Maha Kuasa, secara khusuk dan teduh. Ia tetap mengakui Tuhan, meski keajaiban supranatural yang dimilikinya tidak membutuhkan legitimasi Ketuhanan lagi. Radar di hand phone-nya sudah menangkap sinyal helikopter dengan kecepatan 50 mil per jam. Stein mendengar deru mesinnya. Ia tetap berdoa. Helikopter itu semakin mendekat dari arah Timur Laut, jaraknya tinggal 100 meter. Peluh bercucuran. Stein berkonsentrasi habis-habisan. Tubuhnya dipenuhi asap. Heli itu sudah 50 meter dari titik sasaran. Stein mengerutkan matanya, mulutnya berkomat-kamit mengucapkan banyak sekali mantra. Tangannya pun mengeluarkan sinar biru, dan 9 berlian di depannya sudah berwarna merah. Lalu angin besar datang menggoyang-goyang badan heli itu. Terbang dalam keadaan limbung, heli itu berusaha berbelok ke arah barat. Dua meter lagi heli itu masuk dalam lingkaran tembak Stein.
Stein mengangkat tangannya, ia masih terpejam. Menurunkan tangannya menyentuh segitiga kematian. Terciptalah sinar laser yang luar biasa kekuatannya. Sinar itu melesat, memburu heli yang limbung 500 meter di depannya. Heli itu jadi seperti lampu besar berwarna merah. Stein membuka matanya, ia melihat Restov panik. Matanya menatap tajam mata Rostov. Heli yang dibungkus sinar laser itu pun meledak! Terbanting-banting di batu karang, lalu menukik tajam menghempas pasir pantai lautan Pasifik. Api mengepungnya dan asap mengepul tinggi. Ombak lautan Pasifik yang ganas, segera memburunya, menelannya, lalu menyeretnya masuk ke tengah samudera. Peledakan itu tidak meninggalkan bekas.
Stein menundukkan kepalanya. Dari kedua bola matanya, keluar air mata.
"Ya Tuhan, saya membunuh lagi...," ujarnya lirih.
Cara Memilih Parfum
Paijo Jadi Wartawan
Laskar Pemimpi
Penulis : Monty & Eric Tiwa
Produksi : Starvision Plus
Genre : Komedi - Perang - Musikal
Pada tahap seleksi keenam pemuda dari latar belakang yang berbeda ini menjadi menonjol karena ketidak kompetenan mereka. Hanya kesungguhan dan ketulusan niat untuk berjuang saja yang membuat komandan perekrutan, Kapten Hadi tidak sampai hati menolak mereka. Walau mendapat protes keras dari Letnan Bowo (Gading Marten) wakilnya, sang kapten membentuk suatu unit non tempur untuk menampung keenam pemuda tersebut.
Tujuan utama pembentukan unit yang diberi nama Laksar Pemimpi ini adalah untuk menghibur pasukan. Karena itu mereka pun mendapat latihan yang berbeda dari para kader lain. Sebagai pelatihnya Kapten Hadi menunjuk Kopral Jono (Dwi Sasono). Ternyata si kopral bengal tidak terima disuruh memimpin unit Laskar Pemimpi dan melampiaskan kekecewaannya pada anak buahnya itu. Sejak hari pertama ia selalu menekan anggota unit Laskar Pemimpi dengan latihan-latihan yang berat. Situasi ini ternyata malah menumbuhkan kedekatan di antara anggota unit Laskar Pemimpi.
Kesempatan itu datang saat unit Laskar Pemimpi diberi peran kecil dalam sebuah penyergapan. Rencana penyergapan gagal total karena ulah unit Laskar Pemimpi. Untunglah Kopral Jono sendiri berhasil selamat dari kejaran Belanda berkat bantuan anak buahnya.
Sementara itu, Kapten Hadi menerima seorang utusan dari Yogyakarta datang menghadap membawa surat penting dari komandan Brigade X yang
Mereka bersiap untuk menjalankan tugas mencegat pasukan Belanda yang datang dari arah Semarang. Apa boleh buat, karena peristiwa Kedu, Unit Bagong menjadi tertinggal dalam tugas, tetapi akhirnya mereka sepakat untuk berangkat menyusul pasukan Kapten Hadi yang bertugas menghambat laju pasukan bantuan Belanda ke Yogyakarta.
Ternyata, pasukan Kapten Hadi terhambat dalam perjalanannya ke posisi yang ditentukan. Hambatan itu bisa membuat pasukan bantuan Belanda dari Semarang bisa dengan mudah mencapai Yogyakarta sebelum serangan umum, Sementara itu unit Bagong yang bergerak di belakang mereka berhasil menyusul. Maka, demi keberhasilan misi yang diemban Kapten Hadi tidak punya pilihan lain selain minta Kopral Jono dan anak buahnya masuk ke Semarang demi menghambat laju pasukan pendukung Belanda.
Kesempatan untuk membuktikan diri pun, akhirnya datang bagi unit Laskar Pemimpi dan Kopral Jono
Novel Mencari Wajah Ibu
Kord Lagu dam Lirik St.12
Bb Gm Dm
Aku terjatuh, aku terjatuh lagi di pelukanmu
Bb Gm Am
Aku terjatuh, aku terjatuh lagi di pelukanmu
Bb Am Dm
Ku sadar diri tiada lagi rasa cinta
Bb Am Dm
Batin diriku tak ingin engkau terluka
Bb Gm Dm
Aku terjatuh, aku terjatuh lagi di pelukanmu
Bb Gm Am
Aku terjatuh, aku terjatuh lagi di pelukanmu
Dm Gm
Sudah ku bilang hapus air mata
C F
Cinta ku hilang meninggalkanmu
Bb Gm
Kamu tlah berbeda tergila gila
G# Am
Hidupku terasa terasa hampa
PERCAYA GAK PERCAYA